Senin, 09 April 2012

Lombok Seribu Masjid



Saat kita menginjakkan kaki di Bandara International Lombok, Pujut, Nusa Tenggara Barat (NTB), suasana nuansa Islami mulai terasa. Selain pemandangan perbukitan mengelilingi
bandara ini, bangunan masjid yang berada di sekitar bandara, seakan berbicara bahwa Pulau Lombok merupakan gudangnya masjid dari puluhan ribu pulau yang terbentang luas di wilayah jagat Indonesia. 
Begitu MedanBisnis turun dari tangga pesawat, suasana pesona seribu masjid mulai nampak. Di sepanjang jalan yang dikelilingi, hampir setiap sudut, bangunan Masjid megah dengan berbagai arsitektur terlihat ramai, bangunannya juga kokoh, seperti bangunan gedung-gedung di Cordova, Andalusia (Spanyol). Pulau Lombok, yang memiliki Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Pemko Mataram ini, tak satupun lepas dari padangan bangunan masjid.

Wajar saja, predikat Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebagai pulau seribu masjid tak berlebihan. Menurut catatan, sedikitnya ada 5.478 masjid dibangun di pulau berpenduduk 2,6 juta ini. Maklum, meski budaya Bali masih kental, hampir 93 persen dari jumlah penduduknya, adalah pemeluk agama Islam. Setiap sati hingga dua kilometer, berdiri sebuah masjid di pulau seluas 2,7 juta kilometer persegi itu. Konon kabarnya, warga setempat juga mampu membangun satu tempat ibadah dalam tempo lima hari.

Di saat bulan Ramadhan misalnya, aktivitas kegiatan meningkat. Isi jamaah dari masjid ke masjid, tetap banyak kendati penduduknya tidak begitu banyak, jika disbanding dengan Propinsi Sumatera Utara (Sumut). Di Pulau Lombok in, warga seolah berlomba membangun masjid di lingkungannya masing-masing. Anggaran untuk mendirikan masjid, dikumpulkan dari penduduk secara sukarela. Mereka tidak mempermasalahkan jika masjid yang didirikan berdekatan satu sama lain. Para penduduk juga mengaku senang, jika pembangunan masjid hasil keringat mereka bisa selesai tepat waktu. Artinya, umat muslim setempat bisa menggunakannya untuk shalat tarawih dan shalat Idul Fitri tiap tahunnya.

Julukan Pulau Lombok sebagai pulau seribu masjid, benar-benar dibuktikan dengan sejarah. Lombok berusaha agar, kiblatnya umat Islam di Indonesia berada di pulau ini. Julukan serambi Mekkah untuk Aceh, bias jadi akan berganti ke daerah lain, misalnya Serambi Mekkah Lombok.

Saat belum jadi

 
Betapa tidak, pembangunan Masjid di mana-mana yang ada di Pulau Lombok ini, nyata-nyata mengalahkan pembangunan masjid yang ada di Propinsi Aceh, yang dikenal julukan serambi mekkahnya Indonesia. Catatan sejarah lain juga dibuktikan dengan julukan Pulau Seribu Masjid ini. Ada sebuah buk yang berjudul "Lombok Pulau Seribu Masjid, Sebuah Direktori". Buku ini, memuat seluruh daftar nama masjid, tidak termasuk musala di Lombok. Selain nama dan alamat masjid, juga tercantum fasilitas, kegiatan, arsitektur bangunan, dan sejarahnya. Tentunya, dilengkapi foto-foto masjid yang dinilai memiliki nilai sejarah tinggi. Misalnya, kisah Masjid Babussalam di timur Pasar Cakranegara yang dikenal sebagai peninggalan Anak Agung Lurah Karangasem pada abad XVIII.

Seorang peneliti pernah tertarik dengan aktivitas keagamaan yang ada di Pulau Lombok ini, khususnya aktivitas keagamaan masyarakat Sasak pada tahun 1980-2000-an. Pada periode ini, ternyata peneliti tersebut, mengamati pertumbuhan masjid di pulau Lombok. Terlihat sangat mencolok. Peneliti mengamati banyak hal yang unik untuk kajian dan dijelaskan dari berbagai aktivitas keagamaan masyarakat Sasak berkaitan dengan fungsi masjid.

Salah satu tujuan penelitian ini, guna mengetahui kondisi keagamaan masyarakat Sasak. mengetahui perkembangan masjid di Pulau Lombok; mengetahui fungsi masjid bagi masyarakat Sasak.

Hasil penelitian itu, ternyata menunjukkan Ajaran agama Islam disebarluaskan oleh mubaligh-mubaligh Jawa, tetapi Islamisasi di Lombok tidak berlangsung secara sempurna, sehingga penganut agama Islam terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama disebut dengan wetu telu adalah golongan yang masih melakukan sinkretisme agama dengan kepercayaan nenek moyang.

Golongan kedua adalah golongan waktu lima, yaitu golongan Islam ortodok melaksanakan syariat Islam sesuai yang ditetapkan oleh Allah SWT. Masjid bagi masyarakat Sasak mempunyai fungsi utama untuk menyelenggarakan hari-hari besar Islam, tempat Shalat jamaah, juga sebagai tempat pengajian. Dalam pandangan mereka, masjid merupakan investasi di akhirat, karena dengan mendirikan masjid Allah SWT akan memberikan imbalan berupa dibangunkan rumah yang megah di surga.

Dalam hal organisasi kemasyarakatan (Ormas) juga, penganutnya kebanyakan penganut Nahdlatul Wathon (NW). Bedanya, kalau di propinsi lain di Indonesia yang ada adalah Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah, Persis, Perti atau Ormas lainnya, namun berbeda di Pulau Lombok. Penganut masyarakatnya lebih banyak NW. Di Lombok, perintah tuan guru lebih berarti, ketimbang perintah seorang pejabat.

Tidak ada komentar: